Seputar AAC

APA ITU BATA RINGAN ?

Bata ringan adalah batu bata  yang memiliki berat jenis lebih ringan daripada bata pada umumnya. Misalnya bata merah, bata kumbung ataupun bata pres. Beda berat jenis dari kedua produk tersebut adalah :

– Bata ringan 600 kg per m3

– Bata merah 1500 kg per m3

Jadi bata ringan jauh lebih ringan dibandingkan produk sejenis sebagai pengisi dinding. Dengan ringan nya berat jenis bata ringan tersebut, maka akan banyak mengurangi beban struktur bangunan yang menggunakan bata ringan.

 

Bata ringan kita kenal ada 2 (dua) jenis produk, yaitu :

Autoclaved Aerated Concrete atau (Panel Lantai AAC) dan Cellular Lightweight Concrete (CLC).

Kedua produk hampir memiliki kesamaan yaitu menambahkan gelembung udara ke dalam mortar dan mengurangi berat jenis beton yang dihasilkan secara drastis. Perbedaan bata ringan AAC dengan CLC adalah dari segi proses pengeringan nya. Kalau bata ringan AAC dikeringkan dalam oven autoklaf bertekanan tinggi, sedangkan bata ringan CLC proses pengeringannya alami dengan dijemur dibawah terik sinar matahari. CLC sering disebut juga sebagai Non-Autoclaved Aerated Concrete (NAAC).

Kelebihan bata ringan AAC dibanding dengan bata ringan CLC adalah :

  • Umur beton dari AAC proses pengeringannya lebih cepat. Yaitu selama 12 jam di oven dalam autoclave, setelah keluar dari autoclave bata AAC sudah menjadi beton umur 28 hari. Dengan begitu bata AAC tersebut sudah siap untuk diaplikasikan.
  • Sedangkan bata ringan CLC proses pengeringan harus menunggu 28 hari. Dan banyak kasus bata CLC adalah dikirim sebelum kering beton sehingga pada waktu pengiriman maupun pemasangan banyak terjadi gompal dan patah. Apalagi setelah plesteran, banyak kasus terjadi keretakkan. Karena bata tersebut masih dalam proses pengeringan.

Kelebihan bata ringan AAC / Panel Lantai AAC dibandingkan bata merah adalah :

  • Berat jenis bata ringan AAC lebih ringan yaitu 600 – 700 kg per m3, sedangkan bata merah berat jenisnya adalah 1500 kg per m3. Dengan material yang lebih ringan otomatis pemasangannya lebih mudah.
  • Dimensi yang lebi besar dibandingkan dengan bata merah, sehingga pemasangan bata ringan lebih cepat dibandingkan dengan bata merah. Kecepatan pasang ini juga dapat mengurangi biaya tukang yang sekarang semakin mahal.
  • Daya serap bata ringan lebih rendah dibandingkan bata merah. Sehingga mengurangi resiko flek di dinding karena rembesan air.
  • Bata ringan mengurangi waste atau buangan material yang tidak terpakai, karena ukuran kecil kecilpun masih bisa dipergunakan untuk mengisi celah dinding. Sedangkan bata merah banyak yang pecah atau getas sehingga banyak material yang terbuang karena tidak bisa dipergunakan.

SEJARAH BATA RINGAN

Munculnya bata ringan dikarenakan kebutuhan material yang kuat, hemat energi, ramah lingkungan, cepat dan praktis dalam membangun. Pada tahun 1924 produk ini pertama kali dikembangkan di Swedia oleh Johan Axel Eriksson. Pasca Perang Dunia ke 2 dikembangkan dalam skala besar di Jerman. Baru pada era 1960 an mulai diterima di Jepang. Era 1990 an bata ringan sudah tersebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sampai saat ini produk bata ringan semakin banyak diproduksi oleh pabrikan di Indonesia Barat maupun di Indonesia Timur. Sudah puluhan pabrik bata ringan yang tersebar di seluruh belahan Indonesia.

Pertama kali produsen bata ringan di Indonesia adalah Hebel yang kemudian diikuti oleh banyak merk di Indonesia Timur antara lain :

  • Citicon
  • Grand Elephant
  • Falcon
  • Bricon
  • Priority One
  • Fastcon
  • Vocon
  • Dan banyak lagi